Pemanis Buatan Sering Di Cap Buruk untuk Kesehatan 

Siapa disini yang senang dengan makanan yang manis-manis, tentunya olahan yang manis ini sering kali memakai pemanis buatan. Dibalik rasanya yang manis, pemanis buatan sebaiknya perlu dihindari untuk asupan makanan. Banyak sekali beberapa fakta seputar pemanis buatan yang jarang kita ketahui. 

Sebagian besar masyarakat Indonesia, makanan dan minuman manis sangat melekat di lidah hampir disukai oleh banyak kalangan baik itu tua, muda, dewasa apalagi anak-anak. Sayangnya rasa manis yang dirasakan tidak semanis dengan efek samping yang ditimbulkan. Banyak sekali produsen memberikan pemanis buatan sebagai cita rasa tambahan atau perasa seperti perasa buah-buahan dan lain sebagainya. 

Pemanis buatan bisa menjadi salah satu penyakit diabetes, dan penyakit yang disebabkan oleh asupan gula. Namun, selain pemicu penyakit di dalamnya banyak sekali fakta didalamnya yuk kita simak ulasan berikut ini. 

Perbedaan Pemanis Buatan dan Pemanis Alami 

Kebanyakan Pemanis buatan biasanya disebut dengan pemanis non-nutrisi, hal ini dikarenakan nutrisi yang terkandung tidak ada sama sekali. Lantaran produk pemanis didominasi oleh kandungan kalori saja. Beda hal nya dengan pemanis alami seperti gula putih yang terbuat dari tebu dan gula merah yang terbuat dari aren. 

Namun, ternyata ada juga produk pemanis buatan yang mengandung nutrisi seperti aspartam. Aspartam ini banyak digunakan pada makanan dan minuman kemasan. Ketika digunakan dalam jumlah sedikit, kadar manisnya mencapai 200 kali daripada gula. 

Rawan Pemicu Penyakit Jantung 

Pada penelitian, tahun 2019 ditemukan bahwa wanita yang mengonsumsi 680 gram pemanis buatan mengalami peningkatan risiko penyakit jantung sebanyak 35%. Tak hanya itu ada juga ancaman peningkatan 26% risiko stroke dan 19% kematian dini. Penelitian ini langsung dari riset dan kebiasaan partisipan, tanpa menyesuaikan kebiasaan serta pola makan. 

Tidak Menurunkan Berat Badan

Bagi Anda yang gemar mengkonsumsi pemanis buatan, hal ini bisa memicu obesitas dan berat badan secara meningkat. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian terbaru tahun 2020 yang menunjukkan bahwa meminimalisir konsumsi pemanis buatan lebih baik untuk menurunkan berat badan. 
 
 
 
 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *